Jumat, 09 Juli 2010

START UP


SWASEMBADA DAGING....?

Mudah, banyak jalan menuju sana.
Saya tidak mengerti mengapa kita tidak mampu berswasembada daging khususnya daging sapi. Pertanyaan yang menggelitik mengapa harus dipaksakan daging sapi mengapa bukan ternak yang lainnya.
Okeylah kalau memang masakan indonesia berbasis pada dagig sapi, apa yang menjadi kendala untuk memproduksi daging sapi lokal, padahal kita punya native animal/sapi lokal yang cukup potensial dikembangkan dengan agroklimat indonesia.
Salah satu kendala adalah pemotongan hewan/sapi betina yang tidak terkendali karena sapi betina lokal murah harganya, sehingga pemotong (jagal) sapi lebih untung bila memotong ternak tersebut. Bahkan kalau kita melihat proyek pemerintah melalui SMD atau kredit breeding sapi mengalokasikan sapi betina yang digunakan adalah sapi Brahman Cross (BX) yang diimport dari negara tetangga kita Australia. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi kita semua karena harga sapi betina lokal bukan malah terangkat tetapi harganya menjadi hancur lebur, kondisi ini membuat sapi betina lokal terus mengalir ke rumah potong hewan (RPH) lebih-lebih di kota kecil yang jauh dari pengamatan pemerintah pusat.
Coba kita berpikir kalau misalkan proyek pemerintah tersebut mewajibkan breeding sapi dengan sapi betina lokal, niscaya harga sapi kita meningkat sehingga pemotong ternak mikir dua kali untuk memotong ternak tersebut, sehingga ternak betina kita akan aman dari pemotongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar