Rabu, 04 Agustus 2010

APAKAH SUSU HANYA UNTUK ORANG YANG KAYA


Tingkat pendidikan, kemapanan ekonomi dan seiring dengan kemajuan teknologi informasi pada sebagian masyarakat memberikan dampak pada kesadaran akan pentingnya gizi bagi keluarga khususnya anak-anak. Peluang ini ditangkap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) yang banyak bermunculan untuk memproduksi susu olahan mulai dari bubuk, UHT, Pasteurisasi, kental manis sampai pada turunannya yoghurt dan keju.
Melihat rantai produksi susu sampai menjadi produk IPS sangat panjang, yaitu :
1, Peternak Sapi Perah setor susu segar ke Koperasi Susu.
2. Koperasi Susu melakukan pendinginan terus diangkut ke IPS.
3. IPS memproses susu dengan teknologi tinggi, dikemas dan didistribusikan ke agen penjualan.
4. Agen penjualan menyimpan dan melayani konsumen.
5. Pada tingkat konsumen, khususnya susu bubuk, masih dilakukan penyeduhan dengan air panas, karena masuknya susu ke mulut dalam bentuk cair.

Melihat rantai yang panjang dalam prosesing susu ini jelas menimbulkan biaya, dan perlu diingat bahwa semua biaya yang timbul tersebut ditanggung sepenuhnya dengan konsumen. Pada susu cair seperti proses UHT ternyata kemasan susu cair juga merupakan bahan yang mahal dan ironisnya bahan yang mahal tersebut dibuang ke tempat sampah. Situasi ini yang menyebabkan bahwa susu bukan merupakan bahan pangan yang murah. Rata-rata per liter susu cair hasil IPS sekitar Rp.7.500,- sampai Rp. 10.000,- (tergantung produk IPS).

Mari kita bandingkan dengan harga susu ditingkat peternak yang hanya berkisar Rp.2.900 sampai Rp.3.300,- (tergantung kualitas yang sudah ditentukan IPS).
Memang tidak mudah mengkonsumsi susu segar dari peternak, karena keterbatasan teknologi yang berakibat susu tersebut mudah rusak. Oleh karena itu salah satu jalan keluarnya adalah bagaimana mendistribusikan susu segar agar secepatnya sampai pada konsumen. Namun kenyataannya hal ini sulit dilakukan karena image konsumen terhadap susu segar hasil peternak sudah jelek, hal ini terlihat pada tingkatan keluarga peternak jarang sekali yang mau mengkonsumsi susu hasil perahannya, padahal anak-anak peternak memerlukan asupan gizi untuk meningkatkan kecerdasan mereka. Salah satu penyebab dari rendahnya konsumsi susu segar hasil peternak adalah food image, bahwa peternak kurang mampu menjaga kebersihan hasil susunya, bahkan situsi ini melekat di anak-anak mereka.

Jalan keluar yang sangat baik untuk meningkatkan konsumsi susu adalah meningkatkan kebersihan dalam berbudidaya sapi perah atau juga bisa dibalik mensosialisasikan pada anak-anak di sekolahan daerah persusuan agar minum susu karena susu dapat meningkatkan kecerdasan mereka. Kalau anak-anak peternak sudah suka mengkonsumsi susu pasti si orang tua akan menjaga kebersihan dalam usaha sapi perahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar